![]() |
Pedagang buah |
Dulu sudah pernah dibahas di reportase investigasi tentang buah yang di rendam makai formalin sebelum di setorkan di pasar, buah tersebut adalah buah jeruk yang berasal dari china, karena impor buah dari china yang terbanyak umumnya adalah jeruk,
Pengalaman pribadi saat makan jeruk impor adalah kulitnya terlihat masih bagus dan kencang , namun saat di kupas "buah" nya saat diteliti terlihat sudah lama dipanen , terlihat mengkerut dan tidak padat,
Dari laman BIN ( Badan Intelejen Negara ) diungkapkan bahwa banyak buah impor khusus nya jeruk memang menggunakan formalin sebagai pengawet demi menghindari kerugian dari pihak importir maupun pihak exportir yang memikirkan kentungan semata tanpa memikirkan bahaya dibalik segarnya buah berformalin.
Dari penelusuran yang saya lihat di reportase investigasi , sangat sulit sekali membedakan mana buah yang berformalin mana yang tidak, bahkan bila di prosentase sekitar 80% buah buahan yang beredar di area jabotabek mengandung bahan pengawet berbahaya, baik yang memang dilakukan oleh penjual nya ataupun pihak distributor nya. apakah buah buahan seperti ini juga terjadi di lingkungan pembaca ? semoga saja tidak.
Untuk membedakan mana buah yang berformalin saya refrensikan dari situs Badan Intelejen Negara , cirinya yaitu :
- 1.Permukaan kulit terlihat kencang dan bagus namun saat dikupas daging nya sudah mengkerut seperti pengalaman saya di atas.
- 2. Umumnya buah yang berfomalin terbanyak adalah jeruk -anggur dan apel , karena ketiga buah ini gampang layu dan busuk serta dilihat dari nilai ekonominya yang tinggi
- 3. Jika buah nya bertangkai , bisa dilihat dari tangkainya , jika tangkainya terlihat sudah layu dan terkesan sudah lama dipanen namun buahnya terlihat segar , bisa terindikasi diawetkan memakai bahan berbahaya yaitu formalin,
Namun bukan pedagang namanya jika tidak kekurangan akal, seiring berkembangnya waktu metode pengawetan macam itu mungkin sudah banyak yang meninggalkan dan memilih ke hal yang lebih modern dan tak terdeteksi oleh orang awam, metode apakah itu ? lihat gambar berita di bawah :
![]() |
Capture berita dari TribunNews |
Yaitu metode pengawetan memakai lilin , diberita tersebut diungkapkan bahwa kebanyakan yang di aplikasikan adalah pada buah apel. selain untuk mengawetkan juga sebagai pengkilap buah tersebut sehingga menarik untuk di lihat.
![]() |
TribunNews |
Waw, bisa dibayangkan bahan yang seharusnya untuk pelapis mobil atau lanti malah digunakan sebagai pelapis buah buahan, dan kita makan . masih adakah pedagang yang jujur ? saya yakin masih banyak yang jujur mencari rizqi dengan jalan yang halal lagi barokah,
Kalau saya pribadi, saya lebih suka beli buah buahan lokal yang dijual saat masa panen nya, semisal saat masa panen rambutan-kelengkeng-duku , disamping lebih harga lebih murah prosentase untuk di awetkan terbilang minim, karena stok nya yang melimpah dengan harga yang murah,
Lalu apakah ancaman dan balasan bagi pedagang yang curang seperti itu ?
" وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3)
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3)."
Jaman dahulu dijaman nabi memang kecurangan yang dilakukan pedagang adalah melakukan pengurangan dalam takaran, namun seiring berjalan nya waktu maksud dari ayat diatas bisa di aplikasikan pada pedagang yang mencurangi dengan menipu keadaan barang yang dijual, karena hasil dari kedua kecurangan tersebut memang sama yaitu sama sama merugikan pembeli,
Semoga bisa menjadi manfaat :)
Wassalamualaikum
Saat memang udah banyak sekali buah yang dilapisi lilil, jadi hati-hati aja kalo beli buah..
ReplyDelete